Kalau ngeliatnya dari bentuk fisik, ga mungkin orang berpikir kejauhan. Cungkring, kalau marah ekspresinya malah keliatan wagu, pokoknya jauh banget dari kesan galak apalagi tegas.
Namun siapa sangka si kurus ini dalam waktu ga lebih dari seminggu sudah dua kali buka tantangan terbuka kepada Uni Eropa.
Sebagai gambaran, Uni Eropa adalah sebuah organisasi antar-pemerintahan dan Supra-Nasional yang beranggotakan 28 Negara.
Bukan cemen bukan kaleng-kaleng tapi kelompok negara sangat maju dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia saat ini.
Masih terkait dengan ngambeknya Uni Eropa karena dihentikannya ekspor nikel dalam bentuk ore, kali ini masalah CPO.
Narasi orang kaya kalau lagi ngeledek orang miskin biasanya ga jauh dari soal malas dan jorok.
Demikian juga negara negara super kaya tersebut ke Indonesia. Mereka menekan Indonesia soal nikel dikaitkan dengan joroknya cara berproduksi yang akan mengancam lingkungan hidup.
Kini giliran CPO diubek ubek dengan hal yang sama yakni pembabatan hutan alam dalam penciptaan perkebunan sawit dan efeknya terhadap lingkungan hidup.
Mereka boikot produk sawit kita. Mereka makin galak ketika kemauan mereka untuk dapat membeli nikel dalam bentuk ore kita tolak.
Ga puas dengan sikap kita, mereka ancam dengan lapor ke WTO.
Kaget, ga sangka, sekaligus heran, mereka terperanjat ketika si kurus ini malah bilang "lawan, siapkan lawyer terhebat".
Dan lebih terheran lagi ketika dengan suara datar muka ngeledek, presiden sebuah negara yang dimata mereka masih kaleng kaleng ini berkata "enggak apa apa....., saya konsumsi sendiri."
Dan......, tiba tiba Indonesia mengumumkan penggunaan solar B 30 secara publik.
(Sedikit informasi bahwa kode B 30 adalah menunjuk pada penggunaan komponen nabati sebesar 30% dan bahan bakar fosil 70%.)
Indonesia dengan bangga mengumumkan sebuah lompatan besar atas pencapaian kerja keras anak bangsa.
Indonesia melalui presiden yang kurus ini meresmikan pemakaian solar B30. Sekaligus menyatakan bahwa Indonesia adalah negara pertama dan satu-satunya di dunia yang telah menggunakan bahan bakar jenis ini.
Dapat dibayangkan betapa Uni Eropa akan termehe-mehe mendengar ini. Tekanan mereka justru membanting dirinya sendiri.
Apalagi dalam sambutannya, presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa di tahun 2020 Indonesia akan sudah memproduksi solar B40 dan B50 pada 2021.
Ini bukan bluffing, ini realistis. Terbukti, B30 itu yang seharusnya baru siap untuk penjualan tahun 2020, telah diproduksi dan dijual kepada umum akhir tahun 2019 ini.
Jadi jangan kaget bila dalam waktu dekat ini perwakilan komisi Uni Eropa akan berkunjung ke Indonesia dan munduk-munduk memuji pencapaian anak bangsa sekaligus minta tolong tetap dikasi jatah untuk dapat beli nikel sukur sukur diperbolehkan belajar sulapan bikin minyak goreng jadi solar.
No comments:
Post a Comment